17 Juni 2016

Posted by Lorong Teater Subang On 11:36
Adaptasi dari cerpen terjemahan: Algernon Blackwood
Oleh                : Chelsiya Nikela
Nomor Peserta : SY76BZ8PO0)

(SILUET) Jake dan Rushton berangkat dari perkemahan di hutan dengan menggunakan sampan untuk melewati danau. Di tengah perjalanan, sampan mereka yang mereka tumpangi terbalik karena angin yang kencang dan ombak yang tidak tenang. Ombak dan angin mengombang ambing tubuh serta sampan mereka sampai beberapa meter mendekati pulau. Jake ingin meninggalkan sampan dan berenang ke pulau. Rushton bersikeras menunggu dengan berpegang pada sampan sampai ombak dan angin kembali  tenang. Mereka bisa mencapai  pulau tersebut dengan berenang atau dengan sampan mereka. Karena berbeda pendapat, mereka berkelahi. Jake tenggelam tanpa suara.

Kelompok perkemahan (aku, profesor harry, istri profesor, silver fizz, matt moris dan hank miligan yang merupaka pemandu) sedang diperjalanan mencari tempat untuk berkemah.

Aku                 : “ Profesor mengapa nama-nama ditempat ini sangat aneh dan angker ?”
Profesor Harry : “ nama-nama ini merupakan kejadian nyata yang terjadi ditempat tersebut”
Matt moris     : “ juga nama orang atau ketua tim yang pertama menginjak tempat tersebut (menunjuk smith’s Ridge)
Silver Fizz       : “ Lihat ! (menunjuk ke tanah) seperti jejak rusa yang baru-baru ini.”
Hank miligan   : “ mungkin kita bisa berkemah disini”
Aku                 : “ Tapi, Danau tengkorak, pulau tak berujung, sungai tak berdasar”
Semua             : “kau takut?”
(Aku hanya diam melihat sekelling)
Profesor           : “tak kan ada masalah”
Istri Profesor   : “kalau begitu, aku akan mendirikan dapur mini kita “
Moris               : “ mari kita dirikan tenda. (mengajak para pemandu lainnya)
Profesor           : “ Kita coba nyalakan Api.”
Aku                 : “sepertinya ada seseorang yang sudah mendirikan tenda beberapa mil dari kita”
Profesor           : “ya, orang putih yang bertemu dengan kita di kereta tadi, sepertinya”
Aku                 : “ kau begitu yakin.”
Profesor           : “ mereka mempunyai tujuan yang sama dengan kita”
Aku                 : “Berkemah?”
(profesor mengangguk)
Profesor          : “kau perlu tahu, sangat bahaya jika berburu secara berpasangan tanpa ditemani pasangan lainnya. Jika terjadi sesuatu pada salah satu dari mereka, maka cerita dari satu-satunya orang yang selamat tidak akan dapat dibutikan kebenarannya. Karena bisa saja dia memanipulasi ceritanya seperti yang biasa terjadi dalam sejarah-sejarahpun seperti itu.
(Aku mengangguk-ngangguk sampai mengantuk)
Morris              : “ hey. Teh sudah siap (bergabung di api unggun)
(semua ikut berkumpul ke api unnggun dan menikmati teh kecuali istri profesor yang sedang berada di tenda)

Tiba-tiba, terjadilah sebuah tragedi yang mengubah ketentraman di perkemahan kami menjadi kekacauan yang seakan-akan keluar dari mimpi burukku.
Awalnya professor tercengang dan berhenti bicara, kemudian terdengar suara langkah seseorang yang berlari melewati barisan pohon pinus, lalu suara kebingungan orang-orang. Sejurus kemudian, istri professor sudah berdiri di depan pintu tenda dengan wajah pucat pasi. Dia tidak mengenkan topi, celana berburunya kusut masai, tangannya memegang senapan, dan kata-katanya berantakan.

Istri profesor   : “Cepat, Harry! Itu Rushton. Tadi aku tertidur dan suaranya membangunkanku. Ada yang terjadi. Kau harus menanganinya!”
( kami langsung mengambil senapan)
Profesor           : “ ya Tuhan, itu Rushton!”
(para pemandu membantu—atau lebih tepatnya menyeret—seseorang dari dalam sampan.)
Rushton          : “ aku telah ter-ombang ambing ombak dan angin. Dan sekarang aku selamat. Aku dan jake telah.. (nafas rushton ter engah-engah)
Silver Fizz       : “Tidak perlu cerita sekarang, makanlah dulu, kemudian barulah bercerita. Minum whisky ini, mumpung belum dibungkus untuk dibawa pulang.” ujarnya dengan suara serak namun penuh kelembutan.
Rushton           : ““Aku tidak bisa makan atau minum,” tangis Rushton.
Istri profesor   : “ tapi kau..”
Rushton          : “Ya Tuhan, kau ngerti ‘nggak? Aku mau menceritakan ini dulu! Aku ingin mengatakannya ke seorang manusia yang dapat meresponku. Tidak ada seorangpun yang dapat mendengar kisahku selain pepohonan selama tiga hari ini, dan aku sudah tidak tahan lagi! Aku sudah menceritakan kisahku pada pepohonan terkutuk itu beribu kali! Sekarang, dengar! Ketika kami mulai berjalan dari perkemahan, kami menaiki sampan yang berukuran sekitar dua setengah meter. Ditengah perjalanan, sampan kami terbalik, dan kami saling berpegangan tangan diatas sampan yang terbalik selama beberapa jam, dan kami membolongi sampan dan kami masukkan tangan ke lubang,dan berpegangan lebih erat. Lalu, angin yang saat itu berhembus dengan kencang menyeret sampan ke sebuah pulau kecil. Jake bersikeras ingin meninggalkan sampan dan berenang ke pulau. Namun aku melarangnya agar kita menunggu angin kembali tenang dan bisa berenang menuju pulau. Tapi jake tidak mendengarkan aku, dia mengajak aku untuk berkelahi dengannya. Ya aku terbawa emosi dan tiba-tiba dia meninggalkan sampan dan menghilang begitu saja tanpa suara. Apa itu salahku? Apa kalian akan menyalahkanku? Apa yang akan kalian lakukan jika kalian ada di posisiku?—“
(semuanya hening)
Aku                 : “ dan setereusnya bagaimana?”
Rushton           : “ esoknya aku memotong sebuah cabang pohon untuk ku jadikan dayung, aku coba mencari jake namun tidak membuahkn hasil. Aku naik kedalam sampan dan mengira-ngira posisi perkemahan kalian dan sekarang aku berhasil sampai.”
istri profesor    : “tanpa makan dan minum?”
Rushton           : “tanpa makan dan minum.”
Profesor           : “berapa hari kau?”
Rushton           : “ dua hari.”
(Ketika kisahnya berakhir, dia langsung jatuh pingsan, dan dengan ekspresi wajah yang penuh simpati, Silver Fizz kembali menolongnya.)
Silver Fizz       : “Mister, kau harus tetap makan dan minum walaupun dalam keadaan tidak sadar.”
Matt moris       : “ aku bawakan tuna, bacon, kue gandum dan kopi panas.”
(Rushton makan dengan sangat rakus)
Hank miligan   : “kau ingin nambah?”
Istri profesor   : “kau terlihat sakit.”
Rushton           : “ya. Kau harus tahu. di tengah-tengah kegelapan, pikiranku hampir menjadi gila. Pohon-pohon terdengar berbicara padaku, dan mataku selalu melihat bayangan orang-orang merangkak dari dalam air, atau dari balik batu besar, lalu menatapnya sambil berusaha berbicara padanya melalui gerakan-gerakan mereka. Jake terus menerus mengintipku dari balik rerumputan yang rimbun, sementara bayangan-bayangan tadi berjalan ke mana-mana dengan tatapan, langkah, dan bentuk yang sama.
Profesor           : “bagaimana jika kau beristirahat dulu”
Morris              : “akan kubereskan piring-piringnya”
Istri profesor   : “ya ide bagus”
Morris              : “Mungkin kau tidak mau ikut, Mister,tapi aku berencana akan melakukan pencarian terhadap Jake dengan salah satu temanku.”
Hank               : “Aku ikut, Jake dan aku sudah banyak melakukan perjalanan bersama di masa lalu; kami teman dekat.”
Silver fizz        : “Banyak yang bilang kalau air di sekitar pulau sana sangat dalam, tapi, ya, tentu kita bisa menemukannya.”
Rushton           : “tapi kau harus tau dengan ceritaku tadi bahwa—“
Silver Fizz       : “Aku pernah kenal dengan teman seperjalanannya yang lama, dia tinggal di Moosejaw Rapids—“
Hank               : “Benarkah?”
Morris              : “Kudengar dia sering membantu Jake,”
Rushton          : “Jadi, aku kembali mengelilingi pulau kecil itu lagi, berharap entah bagaimana dia sudah berada di sana tanpa sepengetahuanku, dan aku selalu mengira kalau aku mendengar erangan terakhirnya dari dalam kegelapan. Kemudian malam pun menyelimuti langit seperti selimut tebal, dan—“
(Semua mata beralih dari wajahnya. Hank menyodok kayu bakar di perapian dengan sepatu botnya, dan Morris meraih bara api dengan tangan kosong untuk menyalakan pipa rokoknya)
Profesor           : “Kupikir kau tadi bilang dia tenggelam tanpa suara,”
Rushton           : “ya. Maksudku dia berenang ke tepi pulau tanpa suara dan—“
Istri profesor   : “aku ingin beristirahat duluan agar aku bisa bangun pagi-pagi. Hm.. selamat malam rushton.”
Profesor           : “ya. Aku pun.”
Aku                 : “ rushton beristirahat dengan siapa profesor?”
Profesor           : “kau tentunya.”
(semua memasuki tenda)
Rushton           : “ aku memiliki kebiasaan berbicara dalam tidurku dan kau bisa bangunkan  jika hal itu mengganggu tidurmu”
(Aku mengangguk)
(Rushton mengoceh dengan kata yang sama seperti apa yang dia ceritakan)
Aku                 : “dia berkata benar, oh tuhan. Hanya ada dua pilihan; aku harus lanjut mendengarnya, atau aku harus membangunkannya. Semua pilihan sangat menjijikan. Aku keluar saja”
Hank               : “ini sampannya, kau lihat lubang itu.”
Aku                 : “hank ? itu kau?”
(hank hanya tersenyum kecil)
Hank               : “mari kita kumpulkan kayu karena udara sangat dingin.”

Esoknya Hank dan Silver Fizz, dengan berjalan tertatih-tatih, mengikuti jalan kecil dari Beaver Creek ke arah selatan. Mereka membawa sebuah tandu yang terlihat sangat berat, namun tidak ada satupun dari mereka yang mengeluh atau bahkan berbicara. Walaupun begitu, pikiran mereka luar biasa sibuk, dan rahasia mengerikan yang mereka emban jauh lebih berat daripada gumpalan yang membebani pundak mereka

Aku                 : “kau menemukan itu?”
Silver              : “di perairan yang berada sekitar beberapa meter dari pesisir teduh di pulau.”
Hank               : “di belakang kepalanya terdapat sebuah luka panjang dan mengerikan.”
Morris              : “yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh seseorang pada dirinya sendiri.”



-Selesai-

14 Juni 2016

Posted by Lorong Teater Subang On 11:25
Ditulis ulang oleh: Lorong Teater

Macam-macam gesture yang dapat dipahami orang lain adalah gesture dengan tangan, gesture dengan badan, gesture dengan kepala dan wajah, dan gesture dengan kaki. Bahasa tubuh atau gesture dengan tangan adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi maupun gerak kedua tangan. Bahasa tubuh yang tercipta oleh kedua tangan merupakan bahasa tubuh yang paling banyak jenisnya. Bahasa tubuh dengan tubuh adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh pose atau sikap tubuh seseorang. Bahasa tubuh dengan kepala dan wajah adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi kepala maupun ekspresi wajah. Sedangkan bahasa tubuh dengan kaki adalah bahasa tubuh yang tercipta oleh posisi dan bagaimana meletakkan kaki.

Gesture dengan tangan
ü Tangan membentuk piramid menandakan sikap percaya diri, dan punya pendapat yang diyakini kebenarannya.
ü Menggaruk belakang kepala atau leher menandakan kesan bohong atau ragu. Kesan ini akan lebih kuat jika dibarengi dengan memalingkan muka dari lawan bicara kita.
ü Meletakkan tangan seperti bertopang dagu menandakan kondisi seseorang sendang menganalisis atau menimbang pembicaraan orang lain. Hindari meletakkan tangan seperti saat emndengarkan lawan bicara kalau itu tidak mendukung suasana permainan
ü Menjulurkan tangan kepada lawan bicara dengan telapak tangan diatas, menandakan kesan jujur dan terus terang. Saat mengatakan suatu fakta atau menaggapi tuduhan yang tidak benar, lakukan hal ini dengan disertai senyuman datar.
ü Touch atau menyentuh, menandakan orang mulai merasa akrab. Gesture ini bisa dimanfaatkan untuk mempercepat keakraban dengan memberikan sentuhan berupa jabat tangan di awal pertemuan. Sentuhan akan dianggap netral bila dilakukan di punggung tangan dan dilakukan sealami mungkin serta tak kelihatan bernafsu. Jika sentuhan dilakukan di lain tempat (leher, kepala, bahu, sepanjang lengan) menandakan suatu keintiman. Hal ini hanya boleh dilakukan bila keadaan dan suasana yang ingin diciptakan memang benar-benar suasana intim.
ü Memukul anggota badan menandakan sendang lupa sesuatu. Misalnya, memukul kepala, dahi, atau paha.
ü Penguasaan gerakan tangan yang sesuai dengan perkataan menandakan pembicara adalah orang berfikir visual. Manfaat dari penguasaan tangan ini adalah untuk meningkatkan impresi kata-kata serta pembicaraan lebih mudah untuk diingat.
ü Gesture dengan tangan merupakan gesture paling banyak yang dapat diciptakan. Apalagi kala dikombinasikan dengan jari-jari. Misalnya, gerakan tangan dengan jari-jari yang dikepal menandakan ingin memukul, acungan ibu jari ke atas menandakan baik. Akan tetapi, kalau ke bawah menandakan meremehkan dan masih banyak lagi sesuai dengan budaya masing-masing.

Gesture dengan badan
ü  Posisi badan terbuka menandakan seseorang merasa terbuka dan percaya diri. Jika posisi ini dibarengi dengan menyilangkan kaki (kalau duduk), memasukkan tangan ke dalam saku atau ditaruh di belakang badan, dan memeluk barang cara defensif, maka berarti seseorang sedang tertutup dan sedang tidak ingin diganggu.
ü Froward leban atau tubuh condong ke depan ke arah lawan bicara menandakan kita tertarik dengan materi pembicaraan yang sedang berlangsung. Selain itu, posisi ini membuat lawan bicara merasa nyaman. Gesture ini bisa dilakukan dengan mencondongkan badan menghadap lawan bicara atau kalau di samping lawan bicara, berarti bisa dilakukan agak memiringkan badan ke arah lawan bicara.
ü Gesture ini termasuk jarak berdiri dalam berkomunikasi atau personal space. Gesture dengan jarak berdiri ini ada bermacam-macam dan harus menyesuaikan dengan budaya komunikasi tersebut. Misalnya, orang Amerika, Eropa, Australia, personal spacenya minimal dua meter jadi lebih berjarak tetapi bagi orang-orang Timur tengah dan Asia personal spacenya lebih dekat dan tidak terlalu berjarak untuk menandakan keakraban.

Gesture dengan kepala
ü Gesture senyum menandakan perasaan seseorang sedang senang hati, nyaman, dan setuju dengan komunikasi tersebut. Penggunaan senyum ini adalah senyum lebih dahulu berarti merangsang orang untuk cocok dengan kita, gabungan senyum dengan anggukan kepala menandakan persetujua.
ü Gesture anggukan kepala menandakan persetujuan, afirmasi, akrab, dan suka.
ü Gesture dengan kontak mata menandakan keterbukaan dan adanya keterusterangan. Manfaat gesture ini adalah meningkatkan kepercayaan lawan bicara pada kita dengan cara selalu bertatapan dengan mata lawan bicara secara hangat. Kontak mata ini harus dilakukan di daerah sekitar area mata dan hidung. Jangan memainkan mata atau tatapan mata di daerah erotis, karena akan bermakna lain.

Gesture dengan kaki
ü Posisi berdiri dengan arah telapak kaki terbuka menandakan keterbukaan ide-ide dari orang lain. Sebaliknya, kalau arah telapak tertutup dan dibarengi dengan posisi tangan dilipat di dada menandakan sikap tertutup terhadap ide-ide dari luar.
ü Posisi duduk dan mengangkat satu kaki dan kedua tangan di belakang kepala menandakan seseorang merasa dominan, menantang, dan seolah-olah berkuasa.

Sumber:

Santosa, E., Subagiyo, H., Ardianto, H., Arizona, N., & Sulistiyo, N. h. (2008). Seni teater jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Posted by Lorong Teater Subang On 11:19
Ditulis ulang oleh: Lorong Teater

Pemeran teater membutuhkan kepekaan rasa. Dalam menghayati karakter peran, semua emosi tokoh yang diperankan harus mampu diwujudkan. Oleh karena itu, latihan-latihan yang mendukung kepekaan rasa perlu dilakukan. Terlebih dalam konteks aksi dan reaksi. Orang pemeran tidak hanya memikirkan ekspresi karakter tokoh yang diperankan saja, tetapi juga harus memberikan respons terhadap ekspresi tokoh lain.
Banyak pemeran yang hanya mementingkan ekspresi yang diperankan sehingga dalam benaknya hanya melakukan aksi. Adalah, akting adalah kerja aksi dan reaksi. Seorang pemeran yang hanya melakukan aksi berarti baru mengerjakan separuh tugasnya. Tugas yang lain adalah memberikan reaksi (Mary Mc Tigue, 1992). Dengan demikian, latihan olah rasa tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan kepekaan rasa dalam diri sendiri, tetapi juga perasaan terhadap karakter lawan main. Latihan olah rasa dimulai dari konsentrasi, mempelajari gesture, dan imajinasi.

Konsentrasi
Pengertian konsentrasi secara harfiah adalah pemusatan pikiran atau perhatian. Makin menarik perhatian, makin tinggi kesanggupan memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran adalah sukma atau jiwa peran atau karakter yang akan dimainkan. Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian seorang pemeran, cenderung dapat merusak proses pemeranan. Maka, konsentrasi menjadi sesuatu yang penting untuk pemeran.
Tujuan dari konsentrasi ini adalah untuk mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang pemeran harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan konsentrasi pemeran akan dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan.
Dunia teater adalah dunia imajiner atau dunia rekaan. Dunia tidak nyata yang diciptakan seorang penulis akun dan diwujudkan oleh pekerja teater. Dunia ini harus diwujudkan menjadi sesuatu yang seolah-olah nyata dan dapat dinikmati serta meyakinkan penonton. Kekuatan pemeran untuk mewujudkan dunia rekaan ini hanya bisa dilakukan dengan kekuatan daya konsentrasi. Misalnya seorang pemeran melihat sesuatu yang menjijikan (meskipun sesuatu itu tidak ada di atas pentas) maka ia harus meyakinkan kepada penonton bahwa sesuatu yang dilihat benar-benar menjijikan. Kalau pemeran dengan tingkat konsentrasi yang rendah maka dia tidak akan dapat meyakinkan penonton.
Latihan konsentrasi bisa dilakukan dengan melatih lima indra yang ada pada tubuh. Latihan ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengalaman tentang berbagai suasana yang kemudian disimpan dalam ingatan sebagai sumber ilham. Selain itu, latihan konsentrasi dapat berupa permainan. Terdapat berbagai jenis permainan yang dapat digunakan untuk melatih konsentrasi dan mengontrol emosi.

Gesture
Gesture adalah sikap atau pose tubuh pemeran yang mengandung makna. Latihan gesture dapat digunakan untuk mempelajari dan melahirkan bahasa tubuh. Ada juga yang mengatakan bahwa gesture adalah bentuk komunikasi nun verbal yang diciptakan oleh bagian-bagian tubuh yang dapat dikombinasikan dengan bahasa verbal. Bahasa tubuh dilakukan oleh seseorang terkadang tanpa disadari dan keluar mendahului bahasa verbal. Bahasa ini mendukung dan berpengaruh dalam proses komunikasi. Jika berlawanan dengan bahasa verbal akan mengurangi kekuatan komunikasi, sedangkan kalau selaras dengan bahasa verbal akan menguatkan proses komunikasi. Seorang pemeran harus memahami bahasa tubuh, baik bahasa tubuh budaya sendiri maupun bahasa tubuh budaya lainnya.
Pemakaian gesture ini mengajak seseorang untuk menampilkan variasi bahasa atau bermacam-macam cara mengungkapkan perasaan dan pemikiran. Akan tetapi, gesture tidak dapat menggantikan bahasa verbal sepenuhnya. Sedang beberapa orang menggunakan gesture sebagai tambahan dalam kata-kata ketika melakukan proses komunikasi.
Manfaat mempelajari gesture adalah mengerti apa yang tidak terkatakan dan yang ada dalam pikiran lawan bicara selain itu, dengan mempelajari bahasa tubuh, akan diketahui kebohongan atau tanda-tanda kebosanan pada proses komunikasi yang sedang berlangsung. Bahasa tubuh semacam respons atau impuls dalam batin seseorang yang keluar tanpa disadari. Sebagai seoran gpemeran, gesture harus disadari dan diciptakan sebagai penguat komunikasi dengan bahasa verbal.
Sifat bahasa tubuh adalah tidak universal. Misalnya, orang India, mengangguk tandanya tidak setuju sedangkan menggeleng artinya setuju. Hal ini berlawanan dengan bangsa-bangsa lain. Tangan mengacung dengan jari telunjuk dan jempol membentuk lingkaran, bagi orang Prancis artinya nol, bagi orang Yunani berarti penghinaan, tetapi bagi orang Amerika artinya bagus. Jadi bahasa tubuh harus dipahami oleh pemeran sebagai pendukung bahasa verbal. (Baca juga:Gesture)

Imajinasi
Imajinasi adalah proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya. Belajar imajinasi dapat menggunakan fungsi “jika” atau dalam istilah metode pemeranan Stanilavski disebut magic-if. Latihan imajinasi bagi pemeran berfungsi mengidentifikasi peran yang akan dimainkan. Selain itu, seorang pemeran juga harus berimajinasi tentang pengalaman hidup peran yang akan dimainkan.
Hal-hal yang perlu diketahui ketika berimajinasi:
·      Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada atau mungkin terjadi, sedangkan fantasi membuat hal-hal yang tidak ada, tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada.
·      Imajinasi tidak bisa dipaksa, tetapi harus dibujuk untuk bisa digunakan. Imajinasi tidak akan muncul jika direnungkan tanpa suatu objek yang menarik. Objek berfungsi untuk menstimulasi atau merangsang pikiran. Baik hal yang logis maupun yang tidak logis. Dengan berpikir, maka akan terjadi proses imajinasi.
·      Imajinasi tidak akan muncul dengan pikiran yang pasif, tetapi harus dengan pikiran yang aktif. Melatih imajinasi sama dengan mempekerjakan pikiran-pikiran untuk terus berpikir. Pikiran bisa disuruh untuk mempertanyakan segala sesuatu. Dengan stimulus pertanyaan-pertanyaan atau menggunakan stimulus “seandainya”, maka akan memunculkan gambaran pengadaiannya.
·      Belajar imajinasi harus menggunakan plot yang logis, dan jangan menggambarkan suatu objek yang tidak pasti (perkiraan).
·      Untuk membangkitkan imajinasi peran gunakan pertanyaan: siapa, dimana, dan apa. Misalnya, “siapa Hamlet itu?”, maka pikiran dipaksa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Usaha menjawab pertanyaan itu akan membawa pikiran untuk mengimajinasikan sosok.

Sumber:

Santosa, E., Subagiyo, H., Ardianto, H., Arizona, N., & Sulistiyo, N. h. (2008). Seni teater jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.