Kalau ini adalah foto awal proses “Hak Peto”. Hanya berbeda
seminggu dari pementasan naskah “Di Hiji Tempat nu Biasa”. Dengan memanfaatkan
bahan-bahan yang sudah terpakai, kita memulai semuanya dari 0 lagi. Mulai dari
mencari pemainnya, merancang setting dan membuatnya. Hanya bermodalkan niat.
Kita memakai kaso,kayu dari bekas setting naskah DHTB. Kita mencabuti paku-paku
yang sudah terpasang,memakainya kembali untuk membuat setting “Hak Peto”.
Sedangkan kita belum
tau siapa saja yang akan bermain di naskah itu, yang penting setting jadi
terlebih dahulu. Dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang seadanya, kita garap semuanya. H-1, setting belum jadi
sepenuhnya, kita masih kekurangan beberapa pemain, musik belum ada.
Malam itu
juga kita selesaikan satu per-satu. Pemain lengkap, para pemain diberikan
arahan tentang blockingnya. Hingga akhirnya sudah waktunya mereka berangkat ke
Gedung Rumentang Siang untuk memulai pementasan. Inilah hasil dari jerih payah
mereka. Yang berevolusi yang bertahan
hidup.
0 comments:
Posting Komentar