Adaptasi dari
cerpen terjemahan: Algernon Blackwood
Oleh : Chelsiya Nikela
Nomor
Peserta : SY76BZ8PO0)
(SILUET) Jake dan Rushton berangkat dari
perkemahan di hutan dengan menggunakan sampan untuk melewati danau. Di tengah
perjalanan, sampan mereka yang mereka tumpangi terbalik karena angin yang
kencang dan ombak yang tidak tenang. Ombak dan angin mengombang ambing tubuh
serta sampan mereka sampai beberapa meter mendekati pulau. Jake ingin
meninggalkan sampan dan berenang ke pulau. Rushton bersikeras menunggu dengan
berpegang pada sampan sampai ombak dan angin kembali tenang. Mereka bisa mencapai pulau tersebut dengan berenang atau dengan
sampan mereka. Karena berbeda pendapat, mereka berkelahi. Jake tenggelam tanpa
suara.
Kelompok perkemahan (aku, profesor
harry, istri profesor, silver fizz, matt moris dan hank miligan yang merupaka
pemandu) sedang diperjalanan mencari tempat untuk berkemah.
Aku
: “ Profesor mengapa nama-nama ditempat ini sangat aneh dan angker ?”
Profesor Harry : “ nama-nama ini merupakan kejadian nyata yang terjadi ditempat
tersebut”
Matt moris : “ juga nama orang atau ketua tim yang pertama menginjak
tempat tersebut (menunjuk smith’s Ridge)
Silver Fizz : “ Lihat ! (menunjuk ke tanah) seperti jejak rusa yang
baru-baru ini.”
Hank miligan : “ mungkin kita bisa berkemah disini”
Aku :
“ Tapi, Danau tengkorak, pulau tak berujung, sungai tak berdasar”
Semua :
“kau takut?”
(Aku hanya diam melihat sekelling)
Profesor : “tak kan ada masalah”
Istri Profesor : “kalau begitu, aku akan mendirikan dapur mini kita “
Moris :
“ mari kita dirikan tenda. (mengajak para pemandu lainnya)
Profesor : “ Kita coba nyalakan Api.”
Aku :
“sepertinya ada seseorang yang sudah mendirikan tenda beberapa mil dari kita”
Profesor : “ya, orang putih yang bertemu dengan kita di kereta tadi,
sepertinya”
Aku :
“ kau begitu yakin.”
Profesor : “ mereka mempunyai tujuan yang sama dengan kita”
Aku :
“Berkemah?”
(profesor mengangguk)
Profesor :
“kau perlu tahu, sangat bahaya jika berburu secara berpasangan tanpa ditemani pasangan
lainnya. Jika terjadi sesuatu pada salah satu dari mereka, maka cerita dari
satu-satunya orang yang selamat tidak akan dapat dibutikan kebenarannya. Karena
bisa saja dia memanipulasi ceritanya seperti yang biasa terjadi dalam
sejarah-sejarahpun seperti itu.
(Aku mengangguk-ngangguk sampai mengantuk)
Morris :
“ hey. Teh sudah siap (bergabung di api unggun)
(semua ikut berkumpul ke api unnggun dan
menikmati teh kecuali istri profesor yang sedang berada di tenda)
Tiba-tiba,
terjadilah sebuah tragedi yang mengubah ketentraman di perkemahan kami menjadi
kekacauan yang seakan-akan keluar dari mimpi burukku.
Awalnya
professor tercengang dan berhenti bicara, kemudian terdengar suara langkah
seseorang yang berlari melewati barisan pohon pinus, lalu suara kebingungan
orang-orang. Sejurus kemudian, istri professor sudah berdiri di depan pintu
tenda dengan wajah pucat pasi. Dia tidak mengenkan topi, celana berburunya
kusut masai, tangannya memegang senapan, dan kata-katanya berantakan.
Istri
profesor : “Cepat, Harry! Itu Rushton.
Tadi aku tertidur dan suaranya membangunkanku. Ada yang terjadi. Kau harus
menanganinya!”
(
kami langsung mengambil senapan)
Profesor
: “ ya Tuhan, itu Rushton!”
(para
pemandu membantu—atau lebih tepatnya menyeret—seseorang dari dalam sampan.)
Rushton
: “ aku telah ter-ombang ambing
ombak dan angin. Dan sekarang aku selamat. Aku dan jake telah.. (nafas rushton
ter engah-engah)
Silver
Fizz : “Tidak perlu cerita sekarang,
makanlah dulu, kemudian barulah bercerita. Minum whisky ini, mumpung belum
dibungkus untuk dibawa pulang.” ujarnya dengan suara serak namun penuh
kelembutan.
Rushton
: ““Aku tidak bisa makan atau
minum,” tangis Rushton.
Istri
profesor : “ tapi kau..”
Rushton : “Ya Tuhan, kau ngerti ‘nggak? Aku
mau menceritakan ini dulu! Aku ingin mengatakannya ke seorang manusia
yang dapat meresponku. Tidak ada seorangpun yang dapat mendengar kisahku selain
pepohonan selama tiga hari ini, dan aku sudah tidak tahan lagi! Aku sudah
menceritakan kisahku pada pepohonan terkutuk itu beribu kali! Sekarang, dengar!
Ketika kami mulai berjalan dari perkemahan, kami menaiki sampan yang berukuran
sekitar dua setengah meter. Ditengah perjalanan, sampan kami terbalik, dan kami
saling berpegangan tangan diatas sampan yang terbalik selama beberapa jam, dan
kami membolongi sampan dan kami masukkan tangan ke lubang,dan berpegangan lebih
erat. Lalu, angin yang saat itu berhembus dengan kencang menyeret sampan ke
sebuah pulau kecil. Jake bersikeras ingin meninggalkan sampan dan berenang ke
pulau. Namun aku melarangnya agar kita menunggu angin kembali tenang dan bisa
berenang menuju pulau. Tapi jake tidak mendengarkan aku, dia mengajak aku untuk
berkelahi dengannya. Ya aku terbawa emosi dan tiba-tiba dia meninggalkan sampan
dan menghilang begitu saja tanpa suara. Apa itu salahku? Apa kalian akan
menyalahkanku? Apa yang akan kalian lakukan jika kalian ada di posisiku?—“
(semuanya
hening)
Aku : “ dan setereusnya bagaimana?”
Rushton
: “ esoknya aku memotong sebuah
cabang pohon untuk ku jadikan dayung, aku coba mencari jake namun tidak
membuahkn hasil. Aku naik kedalam sampan dan mengira-ngira posisi perkemahan
kalian dan sekarang aku berhasil sampai.”
istri
profesor : “tanpa makan dan minum?”
Rushton
: “tanpa makan dan minum.”
Profesor
: “berapa hari kau?”
Rushton
: “ dua hari.”
(Ketika
kisahnya berakhir, dia langsung jatuh pingsan, dan dengan ekspresi wajah yang
penuh simpati, Silver Fizz kembali menolongnya.)
Silver
Fizz : “Mister, kau harus tetap
makan dan minum walaupun dalam keadaan tidak sadar.”
Matt
moris : “ aku bawakan tuna, bacon,
kue gandum dan kopi panas.”
(Rushton
makan dengan sangat rakus)
Hank
miligan : “kau ingin nambah?”
Istri
profesor : “kau terlihat sakit.”
Rushton : “ya. Kau harus tahu. di
tengah-tengah kegelapan, pikiranku hampir menjadi gila. Pohon-pohon terdengar
berbicara padaku, dan mataku selalu melihat bayangan orang-orang merangkak dari
dalam air, atau dari balik batu besar, lalu menatapnya sambil berusaha
berbicara padanya melalui gerakan-gerakan mereka. Jake terus menerus mengintipku
dari balik rerumputan yang rimbun, sementara bayangan-bayangan tadi berjalan ke
mana-mana dengan tatapan, langkah, dan bentuk yang sama.
Profesor : “bagaimana jika kau beristirahat
dulu”
Morris
: “akan kubereskan
piring-piringnya”
Istri
profesor : “ya ide bagus”
Morris : “Mungkin kau tidak mau ikut,
Mister,tapi aku berencana akan melakukan pencarian terhadap Jake dengan salah
satu temanku.”
Hank
: “Aku ikut, Jake dan aku
sudah banyak melakukan perjalanan bersama di masa lalu; kami teman dekat.”
Silver
fizz : “Banyak yang bilang kalau
air di sekitar pulau sana sangat dalam, tapi, ya, tentu kita bisa
menemukannya.”
Rushton
: “tapi kau harus tau dengan
ceritaku tadi bahwa—“
Silver
Fizz : “Aku pernah kenal dengan
teman seperjalanannya yang lama, dia tinggal di Moosejaw Rapids—“
Hank : “Benarkah?”
Morris : “Kudengar dia sering membantu
Jake,”
Rushton : “Jadi, aku kembali mengelilingi
pulau kecil itu lagi, berharap entah bagaimana dia sudah berada di sana tanpa
sepengetahuanku, dan aku selalu mengira kalau aku mendengar erangan
terakhirnya dari dalam kegelapan. Kemudian malam pun menyelimuti langit
seperti selimut tebal, dan—“
(Semua
mata beralih dari wajahnya. Hank menyodok kayu bakar di perapian dengan sepatu
botnya, dan Morris meraih bara api dengan tangan kosong untuk menyalakan pipa
rokoknya)
Profesor : “Kupikir kau tadi bilang dia
tenggelam tanpa suara,”
Rushton
: “ya. Maksudku dia berenang ke
tepi pulau tanpa suara dan—“
Istri
profesor : “aku ingin beristirahat
duluan agar aku bisa bangun pagi-pagi. Hm.. selamat malam rushton.”
Profesor : “ya. Aku pun.”
Aku : “ rushton beristirahat dengan
siapa profesor?”
Profesor : “kau tentunya.”
(semua
memasuki tenda)
Rushton : “ aku memiliki kebiasaan berbicara
dalam tidurku dan kau bisa bangunkan
jika hal itu mengganggu tidurmu”
(Aku
mengangguk)
(Rushton
mengoceh dengan kata yang sama seperti apa yang dia ceritakan)
Aku : “dia berkata benar, oh tuhan.
Hanya ada dua pilihan; aku harus lanjut mendengarnya, atau aku harus
membangunkannya. Semua pilihan sangat menjijikan. Aku keluar saja”
Hank : “ini sampannya, kau lihat
lubang itu.”
Aku : “hank ? itu kau?”
(hank
hanya tersenyum kecil)
Hank : “mari kita kumpulkan kayu
karena udara sangat dingin.”
Esoknya
Hank dan Silver Fizz, dengan berjalan tertatih-tatih, mengikuti jalan kecil
dari Beaver Creek ke arah selatan. Mereka membawa sebuah tandu yang terlihat
sangat berat, namun tidak ada satupun dari mereka yang mengeluh atau bahkan
berbicara. Walaupun begitu, pikiran mereka luar biasa sibuk, dan rahasia
mengerikan yang mereka emban jauh lebih berat daripada gumpalan yang membebani
pundak mereka
Aku : “kau menemukan itu?”
Silver :
“di perairan yang berada sekitar beberapa meter dari pesisir teduh di pulau.”
Hank : “di belakang kepalanya terdapat
sebuah luka panjang dan mengerikan.”
Morris : “yang tidak mungkin dapat
dilakukan oleh seseorang pada dirinya sendiri.”
-Selesai-
0 comments:
Posting Komentar