17 Juni 2016

Posted by Lorong Teater Subang On 11:36
Adaptasi dari cerpen terjemahan: Algernon Blackwood
Oleh                : Chelsiya Nikela
Nomor Peserta : SY76BZ8PO0)

(SILUET) Jake dan Rushton berangkat dari perkemahan di hutan dengan menggunakan sampan untuk melewati danau. Di tengah perjalanan, sampan mereka yang mereka tumpangi terbalik karena angin yang kencang dan ombak yang tidak tenang. Ombak dan angin mengombang ambing tubuh serta sampan mereka sampai beberapa meter mendekati pulau. Jake ingin meninggalkan sampan dan berenang ke pulau. Rushton bersikeras menunggu dengan berpegang pada sampan sampai ombak dan angin kembali  tenang. Mereka bisa mencapai  pulau tersebut dengan berenang atau dengan sampan mereka. Karena berbeda pendapat, mereka berkelahi. Jake tenggelam tanpa suara.

Kelompok perkemahan (aku, profesor harry, istri profesor, silver fizz, matt moris dan hank miligan yang merupaka pemandu) sedang diperjalanan mencari tempat untuk berkemah.

Aku                 : “ Profesor mengapa nama-nama ditempat ini sangat aneh dan angker ?”
Profesor Harry : “ nama-nama ini merupakan kejadian nyata yang terjadi ditempat tersebut”
Matt moris     : “ juga nama orang atau ketua tim yang pertama menginjak tempat tersebut (menunjuk smith’s Ridge)
Silver Fizz       : “ Lihat ! (menunjuk ke tanah) seperti jejak rusa yang baru-baru ini.”
Hank miligan   : “ mungkin kita bisa berkemah disini”
Aku                 : “ Tapi, Danau tengkorak, pulau tak berujung, sungai tak berdasar”
Semua             : “kau takut?”
(Aku hanya diam melihat sekelling)
Profesor           : “tak kan ada masalah”
Istri Profesor   : “kalau begitu, aku akan mendirikan dapur mini kita “
Moris               : “ mari kita dirikan tenda. (mengajak para pemandu lainnya)
Profesor           : “ Kita coba nyalakan Api.”
Aku                 : “sepertinya ada seseorang yang sudah mendirikan tenda beberapa mil dari kita”
Profesor           : “ya, orang putih yang bertemu dengan kita di kereta tadi, sepertinya”
Aku                 : “ kau begitu yakin.”
Profesor           : “ mereka mempunyai tujuan yang sama dengan kita”
Aku                 : “Berkemah?”
(profesor mengangguk)
Profesor          : “kau perlu tahu, sangat bahaya jika berburu secara berpasangan tanpa ditemani pasangan lainnya. Jika terjadi sesuatu pada salah satu dari mereka, maka cerita dari satu-satunya orang yang selamat tidak akan dapat dibutikan kebenarannya. Karena bisa saja dia memanipulasi ceritanya seperti yang biasa terjadi dalam sejarah-sejarahpun seperti itu.
(Aku mengangguk-ngangguk sampai mengantuk)
Morris              : “ hey. Teh sudah siap (bergabung di api unggun)
(semua ikut berkumpul ke api unnggun dan menikmati teh kecuali istri profesor yang sedang berada di tenda)

Tiba-tiba, terjadilah sebuah tragedi yang mengubah ketentraman di perkemahan kami menjadi kekacauan yang seakan-akan keluar dari mimpi burukku.
Awalnya professor tercengang dan berhenti bicara, kemudian terdengar suara langkah seseorang yang berlari melewati barisan pohon pinus, lalu suara kebingungan orang-orang. Sejurus kemudian, istri professor sudah berdiri di depan pintu tenda dengan wajah pucat pasi. Dia tidak mengenkan topi, celana berburunya kusut masai, tangannya memegang senapan, dan kata-katanya berantakan.

Istri profesor   : “Cepat, Harry! Itu Rushton. Tadi aku tertidur dan suaranya membangunkanku. Ada yang terjadi. Kau harus menanganinya!”
( kami langsung mengambil senapan)
Profesor           : “ ya Tuhan, itu Rushton!”
(para pemandu membantu—atau lebih tepatnya menyeret—seseorang dari dalam sampan.)
Rushton          : “ aku telah ter-ombang ambing ombak dan angin. Dan sekarang aku selamat. Aku dan jake telah.. (nafas rushton ter engah-engah)
Silver Fizz       : “Tidak perlu cerita sekarang, makanlah dulu, kemudian barulah bercerita. Minum whisky ini, mumpung belum dibungkus untuk dibawa pulang.” ujarnya dengan suara serak namun penuh kelembutan.
Rushton           : ““Aku tidak bisa makan atau minum,” tangis Rushton.
Istri profesor   : “ tapi kau..”
Rushton          : “Ya Tuhan, kau ngerti ‘nggak? Aku mau menceritakan ini dulu! Aku ingin mengatakannya ke seorang manusia yang dapat meresponku. Tidak ada seorangpun yang dapat mendengar kisahku selain pepohonan selama tiga hari ini, dan aku sudah tidak tahan lagi! Aku sudah menceritakan kisahku pada pepohonan terkutuk itu beribu kali! Sekarang, dengar! Ketika kami mulai berjalan dari perkemahan, kami menaiki sampan yang berukuran sekitar dua setengah meter. Ditengah perjalanan, sampan kami terbalik, dan kami saling berpegangan tangan diatas sampan yang terbalik selama beberapa jam, dan kami membolongi sampan dan kami masukkan tangan ke lubang,dan berpegangan lebih erat. Lalu, angin yang saat itu berhembus dengan kencang menyeret sampan ke sebuah pulau kecil. Jake bersikeras ingin meninggalkan sampan dan berenang ke pulau. Namun aku melarangnya agar kita menunggu angin kembali tenang dan bisa berenang menuju pulau. Tapi jake tidak mendengarkan aku, dia mengajak aku untuk berkelahi dengannya. Ya aku terbawa emosi dan tiba-tiba dia meninggalkan sampan dan menghilang begitu saja tanpa suara. Apa itu salahku? Apa kalian akan menyalahkanku? Apa yang akan kalian lakukan jika kalian ada di posisiku?—“
(semuanya hening)
Aku                 : “ dan setereusnya bagaimana?”
Rushton           : “ esoknya aku memotong sebuah cabang pohon untuk ku jadikan dayung, aku coba mencari jake namun tidak membuahkn hasil. Aku naik kedalam sampan dan mengira-ngira posisi perkemahan kalian dan sekarang aku berhasil sampai.”
istri profesor    : “tanpa makan dan minum?”
Rushton           : “tanpa makan dan minum.”
Profesor           : “berapa hari kau?”
Rushton           : “ dua hari.”
(Ketika kisahnya berakhir, dia langsung jatuh pingsan, dan dengan ekspresi wajah yang penuh simpati, Silver Fizz kembali menolongnya.)
Silver Fizz       : “Mister, kau harus tetap makan dan minum walaupun dalam keadaan tidak sadar.”
Matt moris       : “ aku bawakan tuna, bacon, kue gandum dan kopi panas.”
(Rushton makan dengan sangat rakus)
Hank miligan   : “kau ingin nambah?”
Istri profesor   : “kau terlihat sakit.”
Rushton           : “ya. Kau harus tahu. di tengah-tengah kegelapan, pikiranku hampir menjadi gila. Pohon-pohon terdengar berbicara padaku, dan mataku selalu melihat bayangan orang-orang merangkak dari dalam air, atau dari balik batu besar, lalu menatapnya sambil berusaha berbicara padanya melalui gerakan-gerakan mereka. Jake terus menerus mengintipku dari balik rerumputan yang rimbun, sementara bayangan-bayangan tadi berjalan ke mana-mana dengan tatapan, langkah, dan bentuk yang sama.
Profesor           : “bagaimana jika kau beristirahat dulu”
Morris              : “akan kubereskan piring-piringnya”
Istri profesor   : “ya ide bagus”
Morris              : “Mungkin kau tidak mau ikut, Mister,tapi aku berencana akan melakukan pencarian terhadap Jake dengan salah satu temanku.”
Hank               : “Aku ikut, Jake dan aku sudah banyak melakukan perjalanan bersama di masa lalu; kami teman dekat.”
Silver fizz        : “Banyak yang bilang kalau air di sekitar pulau sana sangat dalam, tapi, ya, tentu kita bisa menemukannya.”
Rushton           : “tapi kau harus tau dengan ceritaku tadi bahwa—“
Silver Fizz       : “Aku pernah kenal dengan teman seperjalanannya yang lama, dia tinggal di Moosejaw Rapids—“
Hank               : “Benarkah?”
Morris              : “Kudengar dia sering membantu Jake,”
Rushton          : “Jadi, aku kembali mengelilingi pulau kecil itu lagi, berharap entah bagaimana dia sudah berada di sana tanpa sepengetahuanku, dan aku selalu mengira kalau aku mendengar erangan terakhirnya dari dalam kegelapan. Kemudian malam pun menyelimuti langit seperti selimut tebal, dan—“
(Semua mata beralih dari wajahnya. Hank menyodok kayu bakar di perapian dengan sepatu botnya, dan Morris meraih bara api dengan tangan kosong untuk menyalakan pipa rokoknya)
Profesor           : “Kupikir kau tadi bilang dia tenggelam tanpa suara,”
Rushton           : “ya. Maksudku dia berenang ke tepi pulau tanpa suara dan—“
Istri profesor   : “aku ingin beristirahat duluan agar aku bisa bangun pagi-pagi. Hm.. selamat malam rushton.”
Profesor           : “ya. Aku pun.”
Aku                 : “ rushton beristirahat dengan siapa profesor?”
Profesor           : “kau tentunya.”
(semua memasuki tenda)
Rushton           : “ aku memiliki kebiasaan berbicara dalam tidurku dan kau bisa bangunkan  jika hal itu mengganggu tidurmu”
(Aku mengangguk)
(Rushton mengoceh dengan kata yang sama seperti apa yang dia ceritakan)
Aku                 : “dia berkata benar, oh tuhan. Hanya ada dua pilihan; aku harus lanjut mendengarnya, atau aku harus membangunkannya. Semua pilihan sangat menjijikan. Aku keluar saja”
Hank               : “ini sampannya, kau lihat lubang itu.”
Aku                 : “hank ? itu kau?”
(hank hanya tersenyum kecil)
Hank               : “mari kita kumpulkan kayu karena udara sangat dingin.”

Esoknya Hank dan Silver Fizz, dengan berjalan tertatih-tatih, mengikuti jalan kecil dari Beaver Creek ke arah selatan. Mereka membawa sebuah tandu yang terlihat sangat berat, namun tidak ada satupun dari mereka yang mengeluh atau bahkan berbicara. Walaupun begitu, pikiran mereka luar biasa sibuk, dan rahasia mengerikan yang mereka emban jauh lebih berat daripada gumpalan yang membebani pundak mereka

Aku                 : “kau menemukan itu?”
Silver              : “di perairan yang berada sekitar beberapa meter dari pesisir teduh di pulau.”
Hank               : “di belakang kepalanya terdapat sebuah luka panjang dan mengerikan.”
Morris              : “yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh seseorang pada dirinya sendiri.”



-Selesai-

0 comments:

Posting Komentar